Komisi II DPRD Parepare yang Membidangi Pendidikan dan Kesehatan Lakukan Kunjungan Kerja ke RS dr. Hasri Ainun Habibie

Politik14 Dilihat

Parepare, kanal-berita.com – Komisi II DPRD Kota Parepare yang membidangi pendidikan dan kesehatan melakukan kunjungan kerja ke RS dr. Hasri Ainun Habibie, Selasa, 21 Oktober 2025.

Kunjungan ini bertujuan menyikapi berbagai isu yang berkembang di masyarakat, termasuk layanan kesehatan dan keberadaan Ainun Mart di lingkungan rumah sakit.

Rombongan dipimpin Wakil Ketua II DPRD Parepare sekaligus Koordinator Komisi II, Muh. Yusuf Lapanna, bersama Ketua Komisi II Parman Agoes Mante, serta jajaran komisi II, Sappe, Musdalifah Pawe, Asmawati, dan Indriasari Husni.

Kedatangan mereka diterima langsung Direktur RS Hasri Ainun Habibie Kota Parepare, dr. Mahyuddin, beserta jajaran dan Dewan Pengawas (Dewas) Rumah Sakit, Mustafa A Mappangara.

Sebelum menggelar pertemuan, Komisi II meninjau sejumlah fasilitas, termasuk Ainun Mart di lobi utama dan lokasi UMKM di belakang rumah sakit. Usai memantau pelaku UMKM, rombongan Komisi II bersama jajaran direksi dan manajemen rumah sakit melakukan pertemuan di ruangan pertemuan di lantai tiga.

Di hadapan rombongan para wakil rakyat itu, Direktur RS dr Hasri Ainun Habibie memaparkan perjalanan keberadaan rumah sakit di awal beroperasi yang minim dengan fasilitas, dan keterbatasan kunjungan pasien.

Ia menjelaskan bahwa banyak hal yang akan disampaikan, selain yang bersentuhan langsung dengan pelayanan Kesehatan. Termasuk, keberadaan Ainun Mart dan pelaku UMKM di belakang rumah sakit.

“Rumah sakit ini, sudah berjalan empat tahun sejak beroperasi pada tanggal 13 Juli 2021. Sarana dan prasarana terbatas, dan kunjungan pasien masih minim. Tetapi karena sinergitas dengan legislatif,

kunjungan pasien baik rawat jalan maupun rawat inap cukup besar sehingga memang dibutuhkan ruang baru,” jelasnya.

Ia juga menyebut sebanyak 214 ruangan di rumah sakit ini, sangat memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Berbicara statistik yang dirawat itu banyak dari luar Parepare. Namun, bukan disitu. Tetapi kebermanfaatannya ke pelayanan masyarakat, khususnya di sektor kesehatan,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa RS dr Hasri Ainun menjadi rumah sakit pilihan dan rujukan, khususnya dalam layanan bedak otak. Termasuk layanan CT Scan (komputerisasi tomografi) dan rontgen.

“Karena membeludaknya layanan CT Scan dan rotgen, kami ada kekhawatiran terjadi over yang bisa berdampak pada fasilitas ini,” ujarnya.

Ia menyebut bahwa, pihanya sudah melayanani sebanyak 500 lebih tindakan bedah otak dari Januari 2025 hingga saat ini.

“Untuk operasi bedah otak, kita sudah mwlayanan 500 tindakan baik dari luar Parepare, dan Parepare itu sendiri. Sehingga kita harap pertemuan ini, bagian dari sinkronisasi dalam pelayanan rumah sakit,” jelasnya.

dr. Mahyuddin juga mengungkap bahwa RS Hasri Ainun Habibie terus berkembang pesat dalam hal layanan kesehatan. Saat ini, rumah sakit ini bersiap menjadi salah satu dari delapan rumah sakit di Indonesia yang melayani operasi pemasangan cincin jantung, dan satu-satunya di Sulsel.

“Alatnya senilai puluhan miliar. Ini bukan hanya kebanggaan, tapi tanggung jawab besar karena ratusan bahkan juta jiwa di kawasan ini bersandar pada RS Hasri Ainun Habibie,” jelasnya.

dr Mahyuddin juga menjelaskan bahwa keberadaan Ainun Mart berangkat dari keluhan masyarakat, khususnya keluarga pasien utamanya di tengah malam.

“Keberadaan Ainun Mart itu, kita ada perjanjian kerjasama dengan proses yang procedural. Termasuk, Ainun Mart juga memberikan menyumbang pendapatan,” katanya.

Soal UMKM, ia menyampaikan bahwa tentunya membangunan sinergitas. Apalagi, pelaku UMKM dibatasi Waktu operasinya hingga malam hari. “Sekitar ada 10 pelaku UMKM, tetapi mereka bedaa-beda jenis yang dijual,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan kebutuhan rumah dinas bagi tenaga medis, khususnya dokter spesialis mengingat status RS Ainun sebagai rumah sakit rujukan regional.

Di akhir pemaparannya, dr Mahyuddin berharap dukungan penuh dari DPRD untuk peningkatan pelayanan dan pengembangan RS dr Hasri Ainun Habibie ke depannya.

“Kami butuh dukungan penuh dari DPRD agar layanan kesehatan di Parepare semakin naik kelas,” pungkas dr. Mahyuddin.

Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Parepare, Muh. Yusuf Lapanna yang juga Koordinator Komisi II mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRD.

“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran Ainun Mart memberikan kontribusi positif bagi rumah sakit tanpa mengganggu pelaku UMKM,” ujar Yusuf Lapanna.

Ia juga menekankan pentingnya keberadaan UMKM sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat dan berharap distribusi lokasi usaha di rumah sakit dapat terus bersinergi.

“Kunjungan kita ini terkait kehadiran Ainun Mart. Tadi kita berkesemapatan melihat langsung Ainun Mart dan pelaku UMKM di belakang rumah sakit,” kata legislator Gerindra ini.

DPRD, kata Yusuf, keberadaan Ainun Mart memberikan kontribusi pendapatan bagi rumah sakit dan tidak bersampak terhadap pelaku UMKM di area rumah sakit itu sendiri.

“Saya rasa, ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk pengembangan UMKM. Terutama dalam peningkatan omzet penjualannya. Termasuk, keberadaan Ainun Mart juga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi keluarga pasien. Apalagi, penjual agak jauh di luar,” katanya.

Yusuf juga memuji jajaran direksi dan manajemen RS dr Hasri Ainun Habibie. Terlebih, dalam pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana dalam layanan Kesehatan yang sudah sejajar dengan sejumlah rumah sakit besar di Sulawesi Selatan.

“Kami tentu bangga dengan pengembangan rumah sakit ini. Perkembangannya luar biasa. Terutama dalam berbagai layanan Kesehatan. Selain pelayanan yang positif, juga hamper 80 persen pasien dari luar Parepare. Saya piker, ini kemajuan yang cukup signifikan,” kata Yusuf Lapanna.

Tak hanya itu, Yusuf juga mengapresiasi layanan CT Scan di rumah sakit itu, yang dapat menopang layanan rumah sakit lainnya. Sehingga rumah sakit di Parepare menjadi rujukan dari rumah sakit luar daerah.

“Kami punya keinginan untuk mengintervensi alokasi anggaran di rumah sakit ini. Hanya saja, karena kondisi fiskal sehingga dilakukan efisiensi,” ujarnya.

Anggota Komisi II lainnya turut memberikan masukan. Sappe menekankan pentingnya kompetensi dalam pengangkatan direksi dan mendorong pembangunan rumah dinas bagi dokter spesialis.

Sementara itu, Asmawati mendorong kualitas pelayanan yang ramah sebagai bagian penting dari kenyamanan pasien dan keluarga.

Musdalifah meminta agar setiap keluhan masyarakat segera ditindaklanjuti dan tidak dibiarkan berlarut-larut.

Parman Agoes Mante menyoroti target PAD dari RS Ainun yang cukup besar. Ia menyebutkan bahwa RS Hasri Ainun diproyeksikan menghasilkan pendapatan hingga Rp55 miliar.

Komisi II juga mBupati Pinrang, HA Irwan Hamid pentingnya transparansi dalam pengelolaan PKS (perjanjian kerja sama) yang berkaitan dengan pendapatan rumah sakit. (*)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan