Hari Pertama Ramadhan, Pedagang Takjil Dikawasan Jalan Andi Mangkau Diserbu Pembeli.

Kuliner261 Dilihat

kanal-berita.com – Salah satu kawasan pedagang takjil yang sangat populer dan sangat diminati para muslim yang ingin berbuka puasa adalah kawasan pedagang takjil yang ada diseputaran jalan A.Mangkau dan seputaran jalan Veteran bagian utara, kelurahan Ujung Sabbang, kecamatan Ujung, kota Parepare.

Kawasan ini setiap tahunnya dibulan ramadhan seakan menjadi target para pemburu takjil, pasalnya, dikawasan ini menyajikan takjil yang menjadi primadona ummat islam untuk berbuka puasa.

Berbagai jenis penganan buka puasa tersedia dikawasan takjil ini, misalnya saja, kue tradisional bugis barongko, katiri sala, sikaporo, bingka, doko doko, juga tersedia aneka gorengan semisal, bakwan, jalang kote dan aneka kue kue lainnya.

Pantauan kanal-berita.com, hari pertama ramadhan, para pedagang takjil disini diserbu para pembeli dan pemandangan seperti ini hampir terjadi disetiap awal ramadhan, bahkan para pengguna jalan yang berkendara roda dua dan empat harus rela bersabar berkendara mengingat banyaknya pembeli takjil.

Salah satu pedagang takjil yang sangat ramai dikunjungi pembeli adalah pedagang takjil yang berada di jalan Andi Mangkau, ditempat ini memang sangat populer dengan kue khas tradisional bugisnya.

Salah seorang pembeli yang enggan menyebut identitasnya,mengatakan, bahwa disetiap tahun dia tidak pernah melewatkan waktunya untuk membeli takjil disini.

“Setiap ramadhan, saya selalu datang membeli takjil disini dan itu sudah berlangsung bertahun tahun, sepertinya puasa ini tidak lengkap kalau buka puasa tanpa kue yang dijual disini” katanya.

Suharta, pedagang takjil yang ada di jalan Andi Mangkau, mengatakan bahwa setiap ramadhan tiba, jualannya ramai pembeli bahkan bisa mendapat omset jutaan rupiah perharinya.

“Jualan kami ramai pembeli disetiap ramadhan, bahkan kami bisa mendapat omset jutaan rupiah perhari, itu kalau cuaca bagus dan tidak hujan, namun omset tersebut bukan omset kami sendiri, selain kue buatan kami sendiri, disini banyak juga yang menitip dagangan kuenya, kami hanya mendapat persen sj” jelas Suharta. (AL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed